Sungguh, Beliau paham benar atas apa yang diucapkannya:
“Wanita
itu dinikahi karena empat perkara yaitu karena harta, karena keturunan,
karena kecantikan, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang
punya agama, engkau akan beruntung.”
Khadijah, merupakan
seorang istri pertama Rasulullah SAW yang menemani beliau hingga
Muhammad SAW berusia 50 tahun. Atau sekitar selama 25 tahun hidup
bersama pada masa awal berdakwah dalam fase sulit penuh tekanan.
Wanita
satu ini begitu istimewa di hati Rasulullah SAW. Pernahkah kita
terpikir akan keterkaitan keempat syarat wanita untuk dinikahi yang
diungkapkan oleh Rasulullah SAW tersebut dengan sang Khadijah? Ya,
keempat kriteria wanita yang diungkapkan oleh Rasulullah SAW tersebut,
semuanya ada pada Khadijah.
Atas alasan agama, nyata benar bahwa
Khadijah-lah yang pertama kali mengamini saat Muhammad SAW mengutarakan
perihal kenabiannya tersebut. Bahkan Ia lah yang menegarkan hati
Muhammad SAW saat bertemu pertama kali dengan Jibril di Gua Hira’.
Faktor
keturunan, Khadijah tidak diragukan lagi. Ia merupakan anak dari,
Khuwailid, salah seorang bangsawan Quraisy. Bapaknya merupakan salah
seorang yang sangat terpandang pada masanya. Dan nashab Rasulullah dan
Khadijah bertemu pada kakek buyut mereka, Qushai.
Terkait harta,
tidak perlu diperdebatkan. Karena kita semua tahu bahwa Khadijah
merupakan wanita saudagar kaya pada masa itu. Khadijah pun sempat
melakukan relasi bisnis dengan Muhammad SAW, sebelum akhirnya mereka
menikah. Khadijah sebagai shahibul maal (pemilik modal), sedangkan Muhammad SAW sebagai mudharib (business manager), yang melakukan bisnis ke seantero jazirah Arab dengan membawa barang-barang dagangan Khadijah.
Dan,
masalah kecantikan, jangan sekali-kali meremehkan. Khadijah memang
telah menjadi seorang janda dua kali sebelumnya, dan juga telah memiliki
empat orang anak dari dua perkawinan sebelumnya tersebut. Namun jangan
sekali-kali terburu-buru membayangkan wanita satu ini sebagai sosok
ibu-ibu yang sudah tua dan tidak menarik.
Kita pasti lumrah dengan
nama artis wanita yang bernama Yuni Shara, seorang janda yang kabarnya
dekat dengan artis muda Raffi Ahmad. Yah, analoginya hampir mirip
seperti kedua artis ini. Yuni Shara kelahiran 1972, kini berusia 40
tahun. Sedangkan Raffi Ahmad, merupakan kelahiran 1987, atau berusia 25
tahun. Usia mereka terpaut 15 tahun. Meskipun Yuni Shara berstatus janda
(kebetulan dua kali juga), namun bisa kita lihat, kecantikan masih
melekat pada dirinya.
Tepatlah apa yang disampaikan Rasulullah SAW
di awal tulisan ini tadi. Ternyata, ketika beliau mengucapkannya, Ia
telah mendapatkan keempat point lebih tersebut dalam satu pernikahan
awalnya, dengan Khadijah.
Khadijah merupakan sesosok yang begitu mempesona Rasulullah SAW. Bahkan bukan hanya karena kedalaman dien-nya. Tetapi juga memang karena point exciter yang disebutkan Rasulullah SAW tersebut melekat pada Khadijah, kecantikannya.
Anis
Matta, dalam Serial Cinta-nya mengungkapkan bagaimana sebuah riset
kecil di Perancis membuktikan pengetahuan dan keindahan memiliki
korelasi positif. Dalam riset tersebut, diteliti para buruh imigran yang
didatangkan dari Aljazair ke Perancis. Buta huruf, dan jelek. Itulah
gambaran wajah mereka. Mereka kemudian diajarkan baca-tulis.
Bertahun-tahun kemudian wajah-wajah mereka berubah menjadi lebih baik.
Sentuhan peradaban telah meninggalkan goresan keindahannya pada sorot
mata dan garis-garis wajah mereka.
Hal ini pula yang menegaskan
kecantikan Khadijah dari sisi lain. Selain dari keturunan bangsawan, dan
cantik secara konvensional, faktor pengetahuannya pun turut membentuk inner beauty-nya.
Seperti yang kita dapatkan dari sejarah bahwa Khadijah selain sibuk
berbisnis, ia pun ternyata pernah menerjemahkan dan menyalin kitab injil
dari bahasa ibrani ke bahasa Arab.
Kecintaan pada kecantikan itu
merupakan sebuah keniscayaan, sebuah fitrah dalam diri setiap manusia.
Hal ini pula yang ada pada diri Rasulullah SAW. Selain karena kesetiaan
dan pengorbanan sang Khadijah yang tinggi, tentu pesona Khadijah
tersebut yang membuat Rasulullah SAW sangat mencintainya. Bahkan ketika
Khadijah wafat, Rasulullah SAW hampir memutuskan untuk tidak menikah
lagi. Dan ketika akhirnya menikah, beliau tetap berkeyakinan bahwa
Khadijah tetap tak tergantikan. “Allah tetap tidak menggantikan Khadijah
dengan seseorang yang lebih baik darinya,” ujar Rasulullah SAW.
Tetapi
bagaimanapun, antara Aisyah dan Khadijah tak perlu dibedakan. Karena
mereka berdua memiliki keutamaan masing-masing di sisi Rasulullah SAW.
Khadijah mengiringi periode paling sulit di Mekah. Aisyah mengiringi
pada periode pertumbuhan yang rumit di Madinah. Khadijah mengawali
kehidupan kenabian Rasulullah SAW. Tapi di pangkuan Aisyah lah
Rasulullah SAW menghembuskan nafas terakhirnya setelah menyelesaikan
misi kenabiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar