Situasi dan kecenderungan lingkungan strategis pada awal abad 21 sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan periode satu dekade terakhir dalam abad 20. Situasi politik internasional saat ini –selain masih diwarnai oleh permasalahan lama yang belum berhasil diatasi—menjadi semakin bertambah kompleks dengan hadirnya serangkaian masalah baru. Di samping itu, kecenderungan lingkungan strategis sulit diperkirakan karena ketidakteraturan dan ketidakstabilan semakin menjadi corak dominan[1].
Dinamika politik dan keamanan internasional semakin intens karena di bawah pengaruh fenomena globalisasi dan berbagai implikasinya, negara-negara di dunia dituntut untuk saling bekerja sama, namun pada sisi lain persaingan antarnegara dalam melindungi kepentingan nasional juga semakin meningkat. Interdependensi antarnegara semakin menguat, tetapi pada saat yang bersamaan kesenjangan power ekonomi dan militer semakin melebar karena agenda dan isu internasional masih dominan dipengaruhi oleh agenda dan kebijakan negara-negara maju.
Keseluruhan dinamika lingkungan strategis tersebut dipastikan memberikan dampak bagi aktivitas dakwah. Untuk itu, diperlukan telaah kecenderungan lingkungan strategis global, regional dan nasional, bagi proses perencanaan strategis dakwah dalam berbagai bidang. Ternyata, Al Qur’an telah memberikan arahan kepada kita untuk memiliki perhatian terhadap dinamika lingkungan strategis tersebut, sebagaimana tampak dalam rangkaian ayat-ayat berikut ini:
“Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Rumawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (sebagai) janji yang sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui“ (QS. Ar Rum: 1 – 6).
Ayat-ayat di atas memberikan berbagai pelajaran Fiqih Dakwah yang sangat penting bagi kita, di antaranya adalah:
1. Pentingnya perhatian dan kepedulian terhadap dinamika lingkungan strategis
Al Qur’an memberikan perhatian terhadap bangsa Rumawi, berikut kondisi-kondisi yang mereka hadapi. Ada kisah kekalahan Rumawi, namun sekaligus kisah kemenangan mereka. Hal ini memberikan pelajaran penting bagi gerakan dakwah, agar selalu memiliki perhatian dan kepedulian terhadap dinamika lingkungan strategis yang ada di sekitarnya.
Gerakan dakwah harus selalu mengikuti perkembangan kondisi negara dan bangsa di sekitarnya, karena dalam situasi global seperti sekarang ini semua pihak saling memberikan pengaruh. Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, kita sudah memasuki masa di mana semua serba terhubung dengan sangat mudah. Teknologi informasi dan komunikasi telah membuat dunia terhubung dan terjalin, semua bisa tampak dan transparan. Maka siapa yang lebih peka dan cermat, ia yang akan menang dalam mengambil informasi yang diperlukan.
Gerakan dakwah selalu diamati dan dicermati oleh negara-negara yang memiliki kepentingan atasnya, maka gerakan dakwah pun harus selalu mencermati perkembangan politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan berbagai negara. Dengan demikian dakwah akan bisa menyesuaikan diri dengan perubahan dan dinamika yang terjadi, sebatas keperluan yang harus dilakukan.
2. Kepedulian dakwah bukan terbatas pada komunitas Islam, namun terhadap seluruh komunitas yang ada di dunia
Sebagaimana diketahui, bangsa Rumawi bukan muslim. Namun Al Qur’an memberikan perhatian terhadap bangsa Rumawi. Dalam suasana tidak memiliki sarana komunikasi dan informasi yang memadai, Nabi Saw memiliki perhatian terhadap perkembangan yang ada di bangsa Rumawi. Hal ini menandakan, kepedulian beliau tidak terbatas kepada komunitas Islam saja, namun beliau memberikan kepedulian terhadap berbagai komunitas yang ada.
Bentuk kepedulian itu tampak dalam ungkapan ayat, “Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah”. Orang-orang beriman ikut merasakan kegembiraan pada saat terjadinya kemenangan bangsa Rumawi. Ini menandakan adanya bentuk kepedulian terhadap kondisi bangsa lain yang berpengaruh terhadap perkembangan dakwah, walaupun mereka bukan Islam.
Untuk itulah, gerakan dakwah harus memberikan perhatian, kepedulian, dan suara terhadap berbagai peristiwa di dunia yang berupa kezhaliman, ketidakadilan, penjajahan, penindasan dan lain sebagainya. Di manapun kezhaliman terjadi, di situlah gerakan dakwah harus ikut terlibat memberikan solusi, walaupun hanya melalui dukungan media ataupun dukungan politik.
3. Aktivis dakwah harus selalu peka dan cermat terhadap perkembangan lingkungan strategis
Setiap aktivis dakwah harus memiliki kepekaan terhadap perkembangan lingkungan strategis. Untuk itu aktivis dakwah tidak boleh asing dengan teknologi informasi dan komunikasi. Berbagai berita dunia, lingkup regional Asia, maupun nasional Indonesia dan perkembangan lokal di daerah masing-masing, harus selalu diikuti dengan cermat. Berbagai peristiwa dan kejadian yang ada di berbagai belahan dunia dan di sekitarnya, harus selalu mendapatkan perhatian.
Dinamika lingkungan strategis kemudian dianalisa bersama, karena satu kejadian atau peristiwa bisa dimaknai dengan berbagai cara, tergantung metode analisa yang digunakannya. Untuk itu setelah pengumpulan data dan fakta terhadap realitas perubahan lingkungan, segera dilakukan studi dan analisa untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat perencanaan dan pengamanan dakwah.
4. Pentingnya analisis kecenderungan perubahan lingkungan bagi kepentingan dakwah
Ungkapan ayat di atas menandakan pentingnya suatu analisa dan studi terhadap berbagai perkembangan dan dinamika lingkungan strategis. “Telah dikalahkan bangsa Rumawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi)”.
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang memiliki modal sangat besar, baik sumber daya alam, letak geografis yang strategis, struktur demografis penduduk, sumber daya kultural yang beragam dan kuat, dan sumber daya manusia yang memiliki potensi dan kreativitas yang sangat lengkap. Demografi Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras dan golongan, dengan penduduk berjumlah 237.556.363 orang [2]. Secara kuantitas dan kualitas, penduduk Indonesia merupakan sumber daya potensial yang dapat diberdayakan dalam berbagai strata dan profesi.
Sumber kekayaan alam Indonesia sangat lengkap, memiliki keragaman hayati, nabati dan mineral. Luas laut yang mendominasi dua pertiga wilayah Indonesia memiliki kandungan yang tak ternilai bagi kemakmuran bangsa. Ini semua tentu akan menjadi perhatian negara-negara maju yang berkepentingan terhadap wilayah Indonesia. Melihat itu semua, pastilah semua bangsa mengakui bahwa Indonesia itu penting bagi dunia.
Untuk itu, sangat penting melakukan analisis kecenderungan perubahan lingkungan strategis yang akan memberikan dampak langsung bagi aktivitas dakwah. Gerakan dakwah tidak boleh membiarkan terjadinya konspirasi berbagai negara yang bermaksud mengeruk kekayaan alam Indonesia yang luar biasa banyak dan lengkapnya. Tugas dakwah untuk selalu menjaga keutuhan wilayah NKRI beserta seluruh kekayaan yang ada di dalamnya, guna kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
Wallahu a’lam.
Oleh :
Cahyadi Takariawan
—Referensi:
Muhammad Haniff Hassan, Fiqh Dakwah dalam Al Qur’an, IIFSO Malaysia – Singapore, 2004
—
Catatan Kaki:
[1] Kementrian Pertahanan RI, Laporan Perkembangan Lingkungan Strategis dan Prediksi Ancaman, Jakarta, 2008
[2] Laporan Badan Pusat Statistik , Jakarta, Agustus 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar