Minggu, 16 September 2012

Rohis Membina Generasi Berkualitas

Kita menyadari bahwa penerimaan masyarakat sangat minim terhadap ajaran Islam yang benar. Muslim berjenggot dicap sebagai pengikut aliran sesat. Muslimah berjilbab lebar dipandang sebelah mata. Sedangkan wanita yang memakai rok pendek dianggap lumrah dan wajar. Ironis sekali. Persepsi masyarakat yang salah disebabkan rendahnya pemahaman ilmu agama Islam yang benar. Mereka belum bisa membedakan benar dan salah. Ibadah yang mereka lakukan selama ini pun mungkin hanya meniru kebiasaan turun-temurun dari moyang, tanpa mengerti esensi ibadah sesungguhnya. Tragis. Sesuatu yang benar dianggap tabu. Sedangkan persepsi dan tindakan salah tetap dilestarikan. 

Salah satu cara meluruskan pemahaman keliru terhadap ajaran agama dengan berdakwah. Bisa dimulai di lembaga-lembaga pendidikan. Rohis atau Rohaniawan Islam mulai menjamur di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi sebagai kegiatan ekstra agama. Melalui Rohis, siswa dan mahasiswa digembleng menjadi pribadi berimtaq, intelek serta bermutu. Banyak juga kegiatan sosial yang diselenggarakan Rohis sekolah dan kampus sehingga sensitivitas dan kepedulian mereka terhadap problem sesama pun meningkat. 


Sayang sekali tak semua siswa dan mahasiswa menerima dengan positif. Banyak cacian miring menerpa aktivis Rohis ketika berlayar di lautan dakwah. Kampungan dan tidak gaul. Kata-kata itu sudah biasa menghiasi telinga mereka. Jilbab besar yang dipakai muslimah menutup aurat selalu menjadi pembicaraan. Seolah-olah penampilan dan kegiatan yang mereka lakukan untuk menegakkan khilafah Islam sudah ketinggalan zaman.

Zaman sekarang ini banyak yang pandai ilmu eksakta tetapi tak mengerti ajaran agama. Pemberian pendidikan formil tidak seimbang kadarnya dengan pendidikan agama. Kondisi ini memunculkan manusia-manusia pandai yang sombong, manusia-manusia yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitar. Cepat atau lambat hal ini memicu kehancuran bangsa.

Kejayaan suatu bangsa mampu terwujud ketika sumber daya alam melimpah dipadu sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia ditentukan pendidikan formil dan non formil sejak dini. Pendidikan formil diperoleh di sekolah. Sedangkan pendidikan non formil tentang karakter dan intelektualitas rohani didapat dari keluarga. Bagi mereka yang semasa anak-anak kurang mendapat perhatian penuh dalam hal pemahaman agama, bisa mulai memperbaiki dan mendalami ajaran Islam melalui kegiatan Rohis sekolah atau kampus. Jadi peran Rohis sangat berpengaruh sekali terhadap peningkatan kualitas imtaq generasi penerus bangsa. (islamedia)

Oleh : Yuni Marda Nurika
Penulis adalah seorang Bidan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar