Arnova Reswari |
dakwatuna,com – “Bunda, Palestina itu di mana?”
“Bunda, kata bu guru, Palestina sampai sekarang masih dijajah ya?”
“Bunda, apa anak-anak di Palestina bisa sekolah juga seperti aku? Apa anak-anak di sana bisa main karet gelang, main congklak atau main boneka seperti aku?”
Namanya Salamah Az-Zahra, anak sematawayangku. Cerewetnya, jangan ditanya, Ia persis seperti ayahnya. Setiap malam, sebelum Ia tidur, selalu aku nyanyikan lagu-lagu Nasyid untuknya, dan tentang Palestina. Aza – panggilan sayangku padanya – sangat kritis dengan cerita-cerita Palestina, selalu antusias, persis ayahnya.
“Bunda, apa karena itu Ayah harus ke sana?”
“Iya sayang, karena Palestina butuh ayah”, ucapku sambil mengelus rambutnya yang panjang.
“Kenapa kita tidak sekeluarga ke sana Bunda, menemani Ayah?”