Senin, 05 November 2012

Surat Cinta Ku #1

Merangkai langkah kecil menyambut perubahan besar dalam diri dan lingkaran dakwah ini, pagi ini  (Sabtu, 03 November 2012) semangat berlipat-lipat seakan sebuah motivasi yang ingin memindahkan sebuah gunung. Memulai menyiapkan serangkaian aktivitas rutin dirumah yang bersambung dengan aktivitas untuk mengembangkan sebuah jamaah. Tak lupa peralatan yang dibutuhkan saat mabit ( malam bina iman dan taqwa) malam ini tersiapkan semuanya, mabit merupakan rutinitas yang kami lakukan minimal sebulan sekali secara berjamaah sebagai bukti cinta kami kepada Sang Pencipta, karena kami akan up-grading iman dan taqwa kepada Sang Khaliq melalui kegiatan ini. Setelah rutinitas pagi di rumah tertunaikan, Si Biru ( motor : red ) siap dipacu untuk menyusuri jalan yang hampir setiap hari dilalui 40Km ( 80Km Pulang pergi ).


Mengawali berpamitan dengan Orang tua kemudian Si Biru ku pacu. Perasaan diperjalanan pun lain dari biasanya, dalam hati istighfar terus terbaca sambil berharap besar. Harapan besar bertemu beberapa orang dalam jamaah baru dan seseorang yang akan menjadi pembimbing ku. Setelah menempuh hampi 40 menit perjalanan (Soko-Tuban) , akhirnya sampai juga di Tuban Kota. Sejenak memasuki tempat yang selama ini telah diamanahkan kepadaku untuk memimpin lembaga sosial. Waktu menunjuk pukul 09.00, teringat pagi ini blom sempat tertunaikan sunah Rasul ku. Bergegas menuju masjid Al Falah Tuban yang hampir setiap saat menjadi saksi tertunaikan sunah Rasul dan kewajiban terhadap Tuhan ku.

 Jarum jam di Masjid Al Falah mengingatkan ku sudah pukul 09.35, kembali ke tempat semula dan bersiap-siap menuju jamaah baru. Aku pakai jaket yang di bahu kanan ada bendera Indonesia kebanggaan ku dan di bahu kiri bendera Palestina kecintaan ku. Lalu tas rangsel yang baru beberapa minggu terbeli ikut melekat dipundakku dengan berbagai perlengkapan perang (uppss jangan berfikir perang militer lho)

Setelah perlengkapan lengkap lalu ku menuju sebuah Masjid di SDIT, ketika masuk gang Al Falah 2 beriringan dengan mobil carry merah. Laju motor ikut perlahan (30km/jam), maklum gang ini cukup sempit hanya muat satu mobil dan tak ada ruangan untuk menyalip. Beberapa menit kemudian sampailah di SDIT, terlihat hari ini sepi dan hanya ada beberapa murid saja yang masuk pelajaran tambahan karena yang lain belajar di rumah. Ku rogoh Hp dari saku jaket untuk menghubungi pembimbing baru.

Aku : "Assalamualaikum"
Ustadz : "A'alaikumsalam warahmatullah"
Aku : "Ane sudah sampai SDIT, Ustadz Posisi dimana?"
Ustadz : "Ana juga sudah sampai Akh, diparkiran"
Aku : "Ane juga diparkiran ini Tadz"  sambil ngamanin motor, kunci setir.
Ustadz : "Ana di parkir mobil merah dibawah pohon "
Aku : "Ane juga di bawah pohon Tadz" kulihat mobil didepan, lalu pintunya terbuka. 
         "O iya Tadz, Ane liat Antum"...lalu ku hampiri.

Tanpa ku sangka mobil Carry merah tadi yang beriringan dan terparkir di depan ku adalah mobil pembimbing baru ku. 

Ustadz Diwan (panggilan khusus ku, Bukan panggilan populer) mulai hari ini akan menjadi teman dalam pembinaan diriku, tubuh kurus , tinggi dan murah senyum adalah ciri khas dari Beliau. Lulusan dari perguruan tinggi terkemuka di negeri ini dan telah lama berkecimpung di jalan dakwah diwilayah yang tarbiyahnya berkembang sangat pesat sekali (Jadi ngiri membandingkan keadaan disini dengan kondisi disana). Berharap beliau bisa membimbingku, bisa menjinakkan sikap nakal ku dan berharap bisa tim sukses ( hayooo mulai curiga, timses apah?? hehehe.... santai Bro, jangan berfikir yang nggak-nggak lho ).

Beliau hari ini berangkat bersama Istri ( Mbak Acis..aku mengenalnya) tercintanya (Yah jelas, klo gak cinta gak jadi pasutri donk..heemm) , nampaknya istri beliau sedang menyiapkan Jundi dakwah ( mengandung : red ) ( Ya Rabb karuniailah mereka Mujahid/ah yg shalih/ah...Aamiin ). Mbak Acis masuk ruang kantor, lalu Ustadz dan Aku jalan menuju Masjid.

"Akh, teman-teman yang lain blom datang kita tunggu dulu ya" tutur Ustadz
"Iya Tadz, nggak papa kok" sahut ku. karena semangat bertemu dengan saudara seperjuangan yang meluap ku usahakan datang duluan. Ustadz Diwan menghubungi yang lainnya melalui ponsel, sementara ku minta izin untuk menunaikan sunah Rasul, Rasulullah setiap masuk masjid selalu memuliakan masjid dengan sholat sunah. Beberapa menit terlalui, masih blom datang teman-teman dalam taman surga baru ku (Rasul berpesan kalo majelis ilmu agama itu adalah taman surga), aku curi waktu untuk melanjutkan target tilawah hari ini. 

Akhirnya datanglah dua orang saudara kami, lalu kami mulai halaqoh. sebenarnya ada beberapa orang, namun karena di akhir pekan ini yang lain banyak agenda dan ada yang ke undangan walimahan (hayoooo kapan nyusul nih...hehhehehe, colek Hati ku).  Aku tetap semangat walau cuman 4orang namun ku yakin ada 4000 Malaikat yang hadir  di majelis ini (menghibur hati)... ehhhh bener lho... Malaikat itu akan berkumpul bersama orang-orang yang beriman dan mengkaji ilmu-ilmu Allah, namun yang hadir berapa aku kagak ngerti karna malaikatnya g ikut ngisi absen kok.. heemmm


To Be Continue " Surat Cinta Ku #2 "
Pembaca Yang Budiman nantikan tulisan  "Surat Cinta Ku #2" Mabit dengan Ustadz M.S haleh Drehem, LC


2 komentar:

ito al-fath mengatakan...

Rasulullah SAW menyebut-nyebut adanya ‘taman surga’, bukan di surga, tetapi di dunia ini.
Anas bi Malik menuturkan bahwa Baginda Rasulullah SAW pernah bertanya kepada para Sahabat, “Jika kalian melewati taman-taman surga, makan dan minumlah di dalamnya.”
Para Sahabat bertanya, “Apakah taman surga itu, wahai Rasulullah?”
Jawab beliau, “Halaqah-halaqah(majelis-majelis) ddzikir.”
(HR at-Tirmidzi).

ito al-fath mengatakan...

Merangkai langkah kecil menyambut perubahan besar dalam diri dan lingkaran dakwah ini, pagi ini semangat berlipat-lipat seakan sebuah motivasi yang ingin memindahkan sebuah gunung

Posting Komentar