Setelah membaca beberapa biografi ulama-ulama besar zaman dahulu. Saya mendapati bahwa mereka telah sukses sejak masih muda dan berhasil melakukan kerja-kerja besar yang memberikan kontribusi yang besar dalam membangun peradaban Islam.
Lihat saja Imam Syafi’i yang telah menguasai berbagai macam ilmu agama saat usianya baru lima belas tahun dan ia pun telah menjadi mufti kota Mekah pada usia itu. Pada usia 7 tahun di Kuttab, yaitu lembaga pendidikan terendah yang ada pada masa itu, kemudian karena ingatannya sangat kuat ia selalu dapat menghafal setiap pelajarannya yang diberikan oleh gurunya. Ia menghafalkan pula kitab Imam Malik “kitab Muwattha” pada usia 10 tahun, kemudian setelah ia berumur 15 tahun oleh seorang gurunya, yaitu Muslim bin Khalid az-Zanji ia diizinkan untuk mengajar dan memberi fatwa kepada khalayak ramai.
Ada juga sahabat Usamah bin Zaid, ketika berumur 17 tahun dipercayakan sebagai komando pasukan dalam berperang menghadapi adidaya Romawi dan sukses memenangkan pertempuran. Pada usianya 15 tahun ia telah terjun dalam perang khandaq.
Muhammad Al Fatih sang penakluk Konstantinopel. Sejak kecil obsesi tujuh abad itu telah bergemuruh di dalam dadanya. Ia tahu hanya seorang yang bertaqwa yang bisa mendapatkannya. Sebab kata Rasul yang bisa menaklukkan Konstantinopel adalah sebaik-baik pasukan dan pemimpinnya adalah sebaik-baik panglima. Akhirnya pada usia 23 tahun ia berhasil menaklukkan Konstantinopel pusat kerajaan romawi timur. Yang sekarang kita kenal dengan kota Istanbul di Turki.
Imam Syahid Hasan Al Banna, beliau lahir pada tahun 1906, di sebuah kota Mahmudiah Provinsi Buhairah di Mesir. Beliau dibesarkan dalam keluarga yang amat kuat berpegang pada Islam. Pada usia 16 tahun, ayahnya menghantarkannya ke Darul Ulum, sebuah pusat latihan perguruan di Kairo. Ketika sampai di sana beliau terkejut melihat kerusakan moral orang-orang Islam di kota Kairo. Pada tahun 1927, di usia 21 tahun Hassan Al Banna lulus dan meninggalkan Darul Ulum, Beliau adalah pelajar yang pintar dan mendapat tempat pertama dalam kelasnya. Kemudian setelah beberapa bulan beliau mengajar di Ismailiah, di sebuah sekolah menengah pemerintahan, di situ beliau dengan resmi mendirikan Harakah Islamiyah “Al-Ikhwanul Muslimin.”
Khalifah Harun Ar Rasyid yang diangkat ketika masih berumur 23 tahun. Daulah Abbasiyah mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid, seorang khalifah yang taat beragama, shalih, dermawan, hampir bisa disamakan dengan Khalifah Umar bin Abdul Azis dari Bani Umayyah. Jabatan khalifah tidak membuatnya terhalang untuk turun ke jalan-jalan pada malam hari, tujuannya untuk melihat keadaan rakyat yang sebenarnya. Ia ingin melihat apa yang terjadi dan menimpa kaum lemah dengan mata kepalanya sendiri untuk kemudian memberikan bantuan.
Mushab bin Umair, ketika usianya 24 tahun, beliau diutus oleh Rasul saw untuk menjadi duta Islam pertama untuk menyebarluaskan Islam ke Madinah, karena seseorang dari kaum Anshor datang kepada Nabi saw meminta untuk diutus salah seorang dari sahabat yang pandai membaca Al-Qur’an untuk mengajarkan kepada mereka tentang Al-Qur’an dan perkara agama.
Sebenarnya masih banyak orang-orang luar biasa yang telah sukses sebelum umur 25 tahun. Sekarang mari kita introspeksi diri, sudah sejauh mana keberhasilan yang telah kita capai. Kerja besar apa yang telah kita persembahkan untuk mengembalikan kejayaan Islam. Tapi kita tetap optimis bahwa Islam akan kembali menguasai dunia. Bukan dengan meledakkan bom ataupun kekerasan, sebab Islam adalah agama perdamaian. Hanya orang-orang yang tidak paham dengan Islam akan menganggap Islam sebagai akar radikalisme. Islam akan kembali berjaya di muka bumi ini dengan ilmu dan iman. Tugas kita sekarang adalah bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dan sukses di dunia dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar